Jumat, 23 Januari 2015

Ulasan Buku "Cerita Buat Para Kekasih" Karya Agus Noor







Ulasan ini saya buat sebagai respons terhadap buku yang sudah saya baca dan bersifat sangat subjektif.

Cerita Buat Para Kekasih adalah buku kumpulan cerpen yang dibuat oleh Agus Noor. Saya rasa tidak perlu lagi menceritakan siapa itu Agus Noor karena nama besarnya sudah menggaung di mana-mana. Pun menurut saya, tidak perlu membahas cara bercerita Agus Noor. Sepertinya nama itu sudah menjadi jaminan standar mutu tersendiri untuk prosa berbentuk cerpen.
Bebeberapa cerpen di buku ini pernah dimuat di media. Bahkan cerpen "Kunang-kunang di Langit Jakarta" yang pernah menjadi pemenang cerpen pilihan Kompas pun ada di buku ini. Meskipun begitu, lebih banyak jumlah cerpen yang sebelumnya belum pernah saya baca.

Hal yang ingin saya soroti di sini adalah bahwa saya secara pribadi lebih terkesan dengan cerpen-cerpen yang singkat, hanya satu atau dua paragraf saja. Ini bukan berarti saya tidak terkesan dengan cerpen-cerpennya yang berukuran 'normal' (saya paling suka dengan cerpen berjudul "Tukang Pijit"), namun bagi saya cerpen-cerpen singkat ini efeknya lebih mendalam bagi saya setelah dibaca. Secara sadar atau tidak sadar, mungkin Agus Noor juga terpengaruh oleh buku Putu Wijaya yang berjudul 'Zat', buku yang berisi cerita-cerita yang singkat-singkat. Tentu saja, keterpengaruhan itu tidak ditelan mentah-mentah, melainkan diolah lebih lanjut sehingga cerita singkat Agus Noor memiliki cita rasa tersendiri yang berbeda.

Persoalan berikutnya yang ingin saya soroti adalah pengulangan pola yang ditampilkan. Setelah selesai membaca keseluruhan isi buku ini, saya mendapatkan pola yang diulang-ulang, yaitu mata yang terluka. Baik itu ditusuk, dikeluarkan paksa, ataupun dengan cara-cara lain. Yang jelas mata yang berdarah-darah cukup sering muncul dalam cerpen-cerpen di buku ini. Mungkin bagi sebagian besar orang itu tidak masalah, tapi bagi saya pribadi itu agak mengganggu.
Selain itu, di buku ini terdapat lumayan banyak kesalahan ketik atau typo. Juga, mungkin bagi sebagian orang ini tidak masalah, tapi saya memiliki ekspektasi tersendiri tentang penerbit sekelas Gramedia Pustaka Utama soal pengeditan dan proofreading.

Dari semua yang sudah saya tuliskan di sini, secara garis besar saya menganggap bahwa buku ini bagus, sangat bagus malah. Penikmat cerpen di Indonesia harus bersyukur karena buku ini diterbitkan oleh Gramedia karena berarti pendistribusiannya menjangkau tempat-tempat yang lebih luas. Tidak seperti buku-buku Agus Noor sebelumnya yang sekarang mungkin sudah sangat sulit untuk didapatkan.

Penegasan:
Ulasan ini hanya penilaian subjektif, sangat mungkin salah walaupun mungkin ada benarnya juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar