Kamis, 14 Juli 2011

Gunungan Cirit

aku bukan penyair besar yang berbakat..
humorku tak selucu Moliere, romantika kataku tak seromantis Shakespeare..
aku tak bisa tak bisa memantra seperti Sutardji Calzoum Bachri, atau berpuisi selugas Chairil Anwar.. Rentetan ceritaku tak sehebat Pramoedya Ananta Toer ataupun Putu Wijaya.. Karyaku pun tak bisa mendobrak kebekuan angkatan seperti Armijn Pane, tak bisa membawa nilai budaya layaknya Andrea Hirata.. Apalagi religius seperti Kang Abik..
Sesukses Seno Gumira Ajidarma, STA, SAnusi Pane, dan lain-lain..
Aih, jauh.. Nama-nama itu hanya bisa kudengar dan kubaca.. Bisa gila sendiri kalau memikirkan karya-karya mereka..
Yang penting aku berusaha dulu untuk tetap menulis dan kembali menulis..
persetan mau jadi apa.. menjadi seperseribu dari mereka pun jadilah.. sepersemilyar bila perlu..
tulis sajalah.. ada satu pelajaran yang aku dapat dari mereka, mereka pun bersusah payah dulu untuk bisa menjadi dikenal seperti sekarang..
dalam bahasaku, dimulai dari secirit, baru jadi segunung.. kalau tidak bisa jadi gunung, jadi kumpulan cirit pun jadilah.. hahahahaha...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar