Senin, 13 Agustus 2012

Kapan Kita Sejahtera?

Aaarrrgggghhhh!!!! Hebat! Aku benar-benar bangkit seperti kata si peramal. Masihkah aku di Indonesia? Apa kabar negara ini? Masihkah kemiskinan menjamur? Masihkah para penguasa berTuhankan uang dan kekayaan? Ah, tidak mungkin.. Tidak mungkin negara ini tetap begitu-begitu saja! Pasti sudah berubah.. Pasti rakyat sudah makmur dan sejahtera.. Pasti pembangunan berjalan lancar.. Pasti korupsi, kolusi, nepotisme, dan sejenisnya sudah ditumpas habis-habisan.. Pasti para pemimpinnya sudah tidak sakit jiwa lagi.. Pasti pemimpin sudah memberikan teladan pada rakyat.. Iya dong, “Bangunlah jiwanya, bangunlah raganya.” Iya dong, “Bhinneka Tunggal Ika.” Ini sudah bukan zaman itu lagi.. Ini bukan zaman saat aku hidup dulu.. Aku siapa? Hah, wajar kau tak tahu. Aku ini sastrawan, tapi itu dulu waktu masih hidup. Aku dibunuh oleh para pemimpin di masaku.. Aku dibunuh karena karya-karyaku mengkritik mereka para elit berduit.. Mau apa aku datang? Aku ini bangkit dari kubur untuk melihat dunia sekarang.. Ya, bangkit dari kubur, seperti yang dikatan si peramal itu.. Aku ingin melihat dunia yang sudah maju, sejahtera, dan dimakmurkan karena perilaku pemimpinnya.. Hei, kau! Tahun berapa ini? Tahun 3012? Ya, tepat seribu tahun setelah kematianku.. Tepat seperti yang dikatakan si peramal itu.. Lihatlah! Benar sekali kata si peramal. Lihat bajumu, bajunya, baju mereka! Lihat rumah itu! Ah, apa itu benar-benar rumah? Gila, di zamanku, yang sebesar itu bisa jadi mall. Lihat! Semua rumah di sini seperti itu. Rakyat benar-benar makmur. Lihat, kandang anjingnya pun sebesar rumahku dulu. Itu apa? Yang di sebelah kandang anjing itu. Oh, pohon. Luar biasa! Alam pun sudah maju dengan ekosistemnya yang tertata. Lihat kera-kera di pohon-pohon itu! Betapa mereka pun hidup rukun di sana. Tapi kenapa kera-kera itu besar sekali ukurannya? Apa? Mereka bukan kera? Jadi mereka itu apa? Manusia? Apa? Kenapa mereka di sana? Gila!!! Jadi mereka itu manusia, rakyat Indonesia? Kenapa mereka tidak pakai baju? Hah. Hanya pejabat dan keluarganya saja yang boleh pakai baju? Jadi rumah yang besar-besar ini bukan rumah rakyat? Ini semua rumah pejabat! Beserta keturunan para pejabat yang bahkan belum dilahirkan dan belum direncanakan untuk dilahirkan? Gila!!! Ini bahkan jauh lebih gila dari pada di zamanku dulu.. Hei. Hoi, Peramal! Mana? Katamu tahun ini Indonesia bisa jaya. Katamu Indonesia bisa sejahtera. Mana buktinya? Hei.. hei.. hei.. Kenapa bumi berguncang? Hei.. hei.. hei.. Kenapa tiba-tiba banyak gunung yang meletus? Apa ini? Kenapa begini? Ah! Aku mengerti. Aku kira ini sudah sore, ternyata masih pagi. Matahari sudah di barat. Hoi, peramal. Aku mengerti. Indonesia baru bisa sejahtera kalau sudah kiamat. Iya, kan? Diselesaikan 16 Juni 2012 Banyuasin, ditulis ulang dan diedit 26 Juni 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar